Blogger... Denia gak tahu harus memulai cerita dari mana ? yang pasti rasa Syukur harus Denia ucapkan atas setiap kesempatan yang telah diberikanNya. 3 bulan setelah pulang umrah di tanggal 25 maret 2011 yang lalu Denia menikah dengan laki-laki pilihan Allah yang insya Allah denia yakini baik. Denia menikah tanggal 24 juli 2011 dan saat ini adalah saat denia mengenal sosok pasangan hidup denia beserta keluarganya.
hmm... ternyata harus banyak-banyak sabar...biar kagetnya gak sampai jantungan.
de Sang
Minggu, 15 Januari 2012
Sabtu, 09 April 2011
Terimakasih De Sang
Tak ada satu kata yang keluar dari bibir ini melainkan rasa syukur yang mendalam atas kado terindahMu. Engkau telah mengabulkan permohonanku untuk ibadah dirumahMu yang agung dimana setiap ibadah Engakau lipat gandakan menjadi 1000 X lipat.
Bersama kedua orang tuaku tercinta dan kakak perempuanku, Engkau mengizinkan kami bersujud, memohon kebaikan, memohon ampunan dan menggantungkan setiap harap hanya padaMu
Jumat, 07 Januari 2011
Tunggu aku yang mulia...
Yang Mulia...
Meski aku tak tahu takdir apa yang sudah ditiupkan dalam ruhku, aku hanya ingin tetap berada disisiMu... bersamaMu dalam cinta...
Yang Mulia...
Izinkan aku menghadapMu, bersujud dirumahMu yang agung... Tunggu aku yang mulia....
Meski aku tak tahu takdir apa yang sudah ditiupkan dalam ruhku, aku hanya ingin tetap berada disisiMu... bersamaMu dalam cinta...
Yang Mulia...
Izinkan aku menghadapMu, bersujud dirumahMu yang agung... Tunggu aku yang mulia....
Senin, 06 Desember 2010
Ya... sudahlah...
Menanti adalah hal yang menjemuhkan untuk sebagian orang, apalagi menanti sesuatu yang dengan waktu yang sangat amat panjang. Menanti sebuah anak, menanti dapatnya kerjaan dan menanti datangnya jodoh. hahhh... kadang sungguh amat melelahkan... Capek... pek... pekkk, lelah... lah... lah...
Yang belum dapat kerjaan pasti akan merasa sebagai manusia bodoh yang tak berguna, padahal ijazah S1 aja sudah ditangan...kerja disini gak betah, kerja disana gak cocok, ngelamar disini gak diterima, disana gak diterima... Hiks... belum lagi harus diomel-omelin orang tua. Wuaaaa.... kurang apa coba??? doa sudah... usaha juga sudah... Kurang apalagi coba???
Setelah kerjaan dapat, level berikutnya adalah menanti datangnya jodoh. sebuah fase kehidupan yang harus dilalui. Ada sebuah cerita, seorang wanita yang tidak menganut aliran "Pacaranisme" pernah meminta pada guru ngajinya untuk dicarikan teman pendamping. Tapi proses tersebut batal, berdasarkan pemahannya yang dilihat pada realita yang ada, seorang binaan (kader dakwa) ketika minta dicarikan sang Murrabi, orang tersebut akan tsiqoh (percaya). Selagi permasalahan itu bukan permasalahan yang prinsip, pantang untuk menolak atau ditolak. Kemudian si wanita ini bilang, "ya sudahlah... laki-laki itu bukan yang terbaik untukku"... lalu ia melangkahkan kakinya menuju arah yang sudah ditentukan olehNya.
Yang sudah menikah, pasti akan ditanya-tanya kapan punya anaknya?, belum lagi ada perasaan takut ditinggal suami dan masih banyak segudang permasalahan hidup yang akan menimpa kita. So... sanggupkah kita melalui ujian hidup ini???
Banyak orang cita-citanya pengen masuk SURGA, tapi banyak yang gak kuat menapaki jalannya. kebanyakan kita Tidak punya Nyali untuk memilih jalan yang gak enak karena Orientasinya adalah Materi !. Allah akan meminta pertanggung jawaban atas apa yang sudah kita lakukan, Yakin... nih... Orientasinya bukan Materi??? yakin... pengen masuk SYURGA???... Yuk... kita buktikan sekuat tenaga dalam kehidupan kita masing-masing :))
Apakah kita akan menjadi manusia yang Cengeng atau akan menjadi manusia yang Tangguh ?
Apakah kita cukup BERSABAR dalam menghadapi Ujian ini ??? yakin sudah SABAR ???
atau kita sudah cukup IKHLAS menerima kenyataan hidup ini ???
Semoga Allah senantiasa membimbing setiap langkah kaki kita agar kelak Syurga tersebut bisa kita tempati bersama. Wa'allahu 'alam bishoab
Setelah kerjaan dapat, level berikutnya adalah menanti datangnya jodoh. sebuah fase kehidupan yang harus dilalui. Ada sebuah cerita, seorang wanita yang tidak menganut aliran "Pacaranisme" pernah meminta pada guru ngajinya untuk dicarikan teman pendamping. Tapi proses tersebut batal, berdasarkan pemahannya yang dilihat pada realita yang ada, seorang binaan (kader dakwa) ketika minta dicarikan sang Murrabi, orang tersebut akan tsiqoh (percaya). Selagi permasalahan itu bukan permasalahan yang prinsip, pantang untuk menolak atau ditolak. Kemudian si wanita ini bilang, "ya sudahlah... laki-laki itu bukan yang terbaik untukku"... lalu ia melangkahkan kakinya menuju arah yang sudah ditentukan olehNya.
Yang sudah menikah, pasti akan ditanya-tanya kapan punya anaknya?, belum lagi ada perasaan takut ditinggal suami dan masih banyak segudang permasalahan hidup yang akan menimpa kita. So... sanggupkah kita melalui ujian hidup ini???
Banyak orang cita-citanya pengen masuk SURGA, tapi banyak yang gak kuat menapaki jalannya. kebanyakan kita Tidak punya Nyali untuk memilih jalan yang gak enak karena Orientasinya adalah Materi !. Allah akan meminta pertanggung jawaban atas apa yang sudah kita lakukan, Yakin... nih... Orientasinya bukan Materi??? yakin... pengen masuk SYURGA???... Yuk... kita buktikan sekuat tenaga dalam kehidupan kita masing-masing :))
Apakah kita akan menjadi manusia yang Cengeng atau akan menjadi manusia yang Tangguh ?
Apakah kita cukup BERSABAR dalam menghadapi Ujian ini ??? yakin sudah SABAR ???
atau kita sudah cukup IKHLAS menerima kenyataan hidup ini ???
Semoga Allah senantiasa membimbing setiap langkah kaki kita agar kelak Syurga tersebut bisa kita tempati bersama. Wa'allahu 'alam bishoab
Minggu, 05 Desember 2010
di Radio
Subhanalloh euy... senangnya hari ini bisa bersilaturahmi ke rumah sang Murabbi, sang guru dengan kesederhanaannya yang bersahaja, sang guru yang ilmunya banyak tapi tetap rendah hati, sang guru yang tetap istiqomah di jalan dakwah ini. Mantabb, semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan keberkahan kepada kalian.
"Assalamualaikum... " ucap Denia memberikan salam.
"Wa'alaikumsalam... Amma Deniaaa... sorak kakak khonsah menyambutku dengan cerita panjangnya, amma... tahu tidak??... kemarin kakak Mufidha menang juara lomba mewarnai, itu pialanya ada dilemari . Bang Azzam juga gambarnya kerenn dech... Oca pengen seperti kakak Fidha dan bang Azzam. Nanti amma ajarin aku ya?... Oiya... Oca lupa, Oca belum suruh amma Denia masuk. Ayo amma, silakan masuk... Subhanalloh... anak seusia TK B, luar biasa ramahnya.. Bergegas mereka memanggil Umminya, kakak Fidha mengambilkan segelas air putih untukku. " Ummi... ada amma Denia datang... ".
Tak lama Ummi datang menghampiri kami bersama Abi yang habis menerima tamu. Hmmm... Denia jadi tidak enak disambutnya... pakai acara dibeliin somay lagi. Jadi deh acara makan somay bareng disore hari sambil ngobrol-ngobrol ringan. " Denia, nanti malam kamu dengarin radio FM 102 ya.".. kami punya hadiah untukmu. Hadiah apa ? sebuah lagu nasyid indah, Denia tertawa, hehehe... kaya ABG... Padahal dalam hati penasaran juga... kira-kira judul nasyidnya apa ya?
Sesampainya di rumah, Denia langsung memutar gelombang radio tersebut. Penyiarnya mulai menerima telpon, Aku mendengarkannya dengan hikmat. "Assalamulaikum... untuk adikku Denia yang sedang diuji keimananya oleh Allah SWT, yang tegar ya ukhti... Allah sedang menjagamu... Allah telah menyiapkan yang terbaik untukmu, istiqomahlah ". Sebuah lagu nasyid yang dinyanyikan oleh Suara Persaudaraan, judulnya "Balada Sebuah Dangau".
Buat kalian yang sedang menunggu masa penantian, Happy Islamic New Year... Berdoalah yang banyak karena Allah punya banyak cara untuk mengabulkan permohonanmu.
Buat kalian yang sedang menunggu masa penantian, Happy Islamic New Year... Berdoalah yang banyak karena Allah punya banyak cara untuk mengabulkan permohonanmu.
Sabtu, 04 Desember 2010
de Sang
"Ketahuilah bahwa apa yang bukan jatahmu tidak akan mengenaimu dan apa yang menjadi jatahmu tidak akan salah sasaran. Ketahuilah bahwa pertolongan Allah bersama kesabaran; kelapangan ada bersama kesempitan; dan kemudahan ada bersama kesulitan.” (Al-Hakim dan Ahmad)".
Jumat, 03 Desember 2010
Ayah, ibu... aku rindu...
Datang padaku seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, ia menceritakan kegembiraannya karena semalam adalah ulang tahun ibunya. Aku sayang mama... Aku ingin membelikan kado untuknya dan akan kuselipkan sepucuk surat cinta ini. Sebuah kado terindah atas laporan hasil belajarku selama di sekolah. ujar kalimat tulus itu dari hatinya.
Si anak banting tulang belajar agar bisa membanggakan kedua orang tuanya, ketika pembagian raport sang ayah atau sang ibu tak datang ke sekolah. Sibuk dengan urusannya senidri, sibuk kondangan, sibuk arisan, sibuk kerjaan di kantor dan masih banyak kesibukan-kesibukan yang justru membuat motivasi anak menurun. Lalu kemana Ayah mereka???, Ayah kamipun tak kalah sibuknya mencari nafkah buat keluarga ini, buka cabang usaha, bahkan untuk mengajak solat di masjid saja tidak pernah Ayah lakukan padaku apalagi ngambil rapot yang harus memerlukan waktu banyak. Bahkan terkadang ayah suka memukulku kalau aku berantem sama adik.
Kehidupan kami semakin lama semakin memburuk. Sebelumnya kehidupan perekonomian keluarga ini pas-pasan, hingga akhirnya kami hidup dengan bergelimangan harta dan sekarang kembali jatuh. Aku malu untuk menceritakan aib yang dilakukan Ayahku, tapi aku tak tahan jika harus menanggung beban ini sendiri, "aku Stres, stress streessssss" !. Ia menangis menahan pedihnya, Aku benci Ayah !. Aku benci karena Ayah telah selingkuh dengan seorang pembantu di rumahku. Aku malu, aku malu... isak tangisnya meluluh lantahkan sejuta kebaikan yang dilakukan Ayahnya. Seorang ayah yang selama ini menjadi seorang panutan, ternyata tak ubahnya sebagai seorang binatang !.
Aku rindu... rindu masa-masa Indah bersma Ayah dan Ibu
Dulu... ayah suka ngajak aku solat berjama'ah dimasjid
Dulu... aku senang dibuatkan sarapan pagi oleh ibu...
Tapi sekarang sudah tidak ada lagi...
Sekarang tinggal aku yang mengurus ke 3 orang adik, Entah bagaimana kehidupan kami berempat. Ibu harus menjalankan rehabilitasi karena gangguan jiwa dan Ayah pergi bersama pembantu selingkuhannya.
Namun kehidupan ini harus tetap berjalan. sebagai kakak laki-laki pertama, sebelum sekolah aku mengantarkan goreng pisang ke warung-warung, demi membeli susu buat adik bayi kami yang terakhir. Adik ke 2 ku, setiap pulang sekolah mejadi buruh cuci piring di warung nasi dekat rumah, sedangkan yang ketiga menjaga adik kami yang masih bayi. Yang jelas aku dan adik-adik tetap harus menyelesaikan pendidikan ini sampai selesai.
---Bersambung---
Langganan:
Postingan (Atom)